Editor:
Rukoyah, S.Sos
Mahasiswa UNTIRTA jurusan Teknik Industri ini memiliki nama lengkap Rifka Fauziah, dia merupakan anak bungsu dari 7 bersaudara. Tepat di tahun 2021, wanita yang kerap disapa Rifka lulus dari sekolah SMPN 1 Cihara dan melanjutkan sekolah menengah di SMAN 1 Malingping.
Awal masuk dia merasa ketakutan untuk bergabung menjadi siswa ke SMAN 1 Malingping. Karena sekolah tersebut adalah sekolah favorit dan murid-muridnya terkenal pintar-pintar. Rifka takut jika masuk ke sekolah tersebut dia akan menjadi murid yang paling bodoh dan tertinggal dibandingkan murid yang lain.
Namun takdir berkata lain, dia berhasil lolos masuk ke SMAN 1 Malingping dengan jalur zonasi, karena memang jarak antara rumahnya dengan sekolah tersebut tidak terlalu jauh. Sekitar 3 Km jarak dari rumah ke sekolah. Awal masuk SMA sedang di terpa wabah Covid-19 sehingga pembelajaran di sekolah tidak bisa berlangsung secara tatap muka tetapi hanya bisa lewat daring. Rifka merasa sangat kesulitan untuk menjalani KBM dengan cara daring saat itu. Banyak sekali kendala yang dialami seperti sangat sulit memahami materi dengan metode daring, gangguan jaringan, atau kuota yang tiba-tiba habis. Meskipun Rifka bersyukur pernah ada bantuan kuota dari pemerintah namun memang tetap tidak cukup untuknya.
Akibat dari kejadian tersebut saat pembagian nilai rapor kelas X, nilai Rifka kurang memuaskan. Bahkan Rifka tidak masuk peringkat 5 besar di semester 1 maupun semester 2. Padahal sejak TK sampai lulus SMP, dia selalu mendapatkan peringkat pertama bahkan menjadi juara umum. Tetapi ketika masuk SMA dan baru saja duduk dikelas X, semuanya berbanding terbalik. Nilainya hancur jauh dari nilai ditingkat sebelumnya, dia kecewa dengan hasilnya.
Awal memasuki kelas XI, semangatnya memudar dan sempat menyerah. Namun pembelajaran sudah mulai berlangsung secara tatap muka walaupun dibagi menjadi persesi, dari sana dia mulai bangkit, untuk belajar bersungguh-sungguh dan mengejar nilai yang bagus. Akhirnya nilainya dikelas XI mulai meningkat sampai selesai dikelas XI.
Rifka juga berusaha lebih aktif baik di akademik maupun non akademik. Dia selalu mendapatkan peringkat ke-2 dari kelas XI sampai kelas XII. Meskipun tidak mendapatkan peringkat pertama, dia cukup puas dengan hasil tersebut karena ada peningkatan dari hasil ketika dia duduk di kelas X. Selain itu, Rifka juga aktif di kegiatan ektrakurikuler sanggar seni divisi musik (gitar klasik), dan berhasil mengikuti lomba FLS2N bidang cipta lagu dengan meraih juara 2 di tingkat kabupaten. Hal tersebut menjadi penyemangat dan sebuah kebanggan baginya. Impiannya menyimpan sebuah piala di sekolah tercinta terwujud.
Di kelas XII, Rifka merasa persaingannya semakin ketat, selain itu dia mulai cemas merencanakan PTN yang akan dia pilih. Rifka bersyukur saat itu masuk sebagai salah satu siswi eligible dan bisa mendaftarkan diri menjadi peserta SNBP. Dia melakukan konsultasi dengan guru BK terutama tentang kondisinya dalam memilih PTN dan jurusan yang cocok. Seperti halnya siswa pada umumnya, dia juga memiliki PTN dan jurusan impian. Tetapi, hal tersebut tidak menjadi tolak ukurnya, meski sedih dia harus memilih PTN yang sesuai dengan keadaan dirinya dan keadaan orang tuanya.
Awalnya, Rifka memutuskan untuk memilih jurusan S1 Keperawatan dan sudah disepakati oleh orang tua. Namun, setelah berbagai pertimbangan, dia memilih jurusan yang tidak pernah terpikir sebelumnya yaitu jurusan Teknik Industri di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Rifka semakin rajin berdoa agar lolos ataupun jika tidak lolos, dia bisa ikhlas ketika saya tidak ditakdirkan untuk mendapatkan itu. Ibunya juga mendukung Rifka untuk terus optimis terhadap hasilnya. Saat itu, wali kelas Rifka (Bapak Deni Purwandi) kebetulan sakit sudah hampir 2 bulan, dia dan teman-temannya merindukan suport dari wali kelas.
Hari-H pengumuman seleksi SNBP, yang akan dibuka pukul 15.00 WIB. Kebetulan, hari itu pulang lebih awal, sehingga bisa membuka hasil seleksi tersebut dirumah bersama ibu. Ketika membuka hasil pengumumannya, dia bersyukur lolos seleksi SNBP. Dia sangat bahagia, tangis haru dia dan ibunya menyelimuti suasana saat itu.
Impian untuk lebih sukses kini menurutnya di depan mata. Dia sangat mensyukuri nikmat ini, dan dia akan berusaha menjalankannya dengan sungguh-sungguh agar bisa berhasil dan membanggakan semua orang, khususnya orang tua dan keluarganya.
Memang perjalananya masih panjang, namun Rifka sangat bersyukur bisa sampai titik ini. Dia mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua, keluarga, dan guru-guru yang sudah mendidik, mendoakan, memberi ilmu yang begitu bermanfaat baginya. Tidak lupa, dia juga berterima kasih kepada teman-teman seperjuangannya dan orang-orang baik yang selalu mendukungnya dimanapun.
Pesan Rifka untuk yang masih berjuang, terus semangat dan optimis. Dia juga mengingatkan untuk selalu berdoa dan berusaha. Minta doa dari orang tua, keluarga, guru dan orang-orang sekitar. Jika hendak kuliah carilah PTN atau PTS dengan jurusan yang tepat. Kalaupun sedang gagal, jangan menyerah. Masih banyak jalan yang lain yang masih bisa ditempuh.
BANYAK JALAN MENUJU ROMA.
Team SMAN 1 Malingping 2024
KEREENNNNNN. i’m truly proud of her